Kajian Organisasi Ruang dan Gubahan Massa dalam Pengembangan Stasiun Pariaman dengan Pendekatan Adaptive Reuse dan Bangunan Hijau
Keywords:
pengembangan stasiun, organisasi ruang, gubahan massa, adaptive reuse, bangunan hijau, PariamanAbstract
Makalah ini berfokus pada kajian organisasi ruang dan gubahan massa dalam pengembangan bangunan baru Stasiun Pariaman, mengingat stasiun lama merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi. Pendekatan yang digunakan adalah adaptive reuse dan bangunan hijau. Stasiun ini memiliki peran penting sebagai simpul transportasi berbasis rel yang menghubungkan berbagai daerah di wilayah Sumatera. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kondisi eksisting stasiun, mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, serta merumuskan konsep organisasi ruang dan gubahan massa melalui pembangunan baru yang tetap menghormati nilai-nilai kesejarahan bangunan awal stasiun dan ciri arsitektur lokal. Metode penelitian melalui pengumpulan data primer, observasi lapangan, dan wawancara kepada narasumber, serta data sekunder dari dokumen terkait. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang kondisi dan kebutuhan pengembangan stasiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Stasiun Pariaman memerlukan fasilitas penumpang yang lebih baik dan memadai, serta penerapan teknologi baru dengan konsep bangunan hijau. Hasil penelitian menghasilkan konsep organisasi ruang dan gubahan massa bangunan baru yang harmonis dan adaptif dengan bangunan awal sebagai cagar budaya dan ciri arsitektur lokal Minangkabau, pengembangan area komersial dan penunjang, peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, penerapan sistem tiket elektronik, dan konsep bangunan ramah lingkungan. Dengan konsep rancangan ini, diharapkan Stasiun Pariaman dapat mendukung kebutuhan transportasi saat ini dan mendatang sekaligus mempertahankan warisan budayanya, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.