Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Pada Bangunan Cerdas Museum Keraton
Keywords:
cirebon, keraton, neo-vernakular, museum, warisan budayaAbstract
Kota Cirebon merupakan kota budaya bersejarah yang terpusat pada tiga keraton utama,
merupakan keturunan Kerajaan Cirebon yang telah berdiri sejak abad ke-15 Masehi. Ketiga keraton di
Cirebon telah hidup berdampingan, dan menjadi bagian kehidupan masyarakat di Kota Cirebon dan
Sekitarnya, sejak tahun 1881. Hal ini yang menjadikan Kota Cirebon menjadi kota unik akan budaya dan
sejarahnya, sehingga pengetahuan tentang budaya dan sejarahnya perlu dilestarikan dan disebarluaskan.
Salah satu sarana pengetahuan dan promosinya dengan merancang Museum Keraton Cirebon yang bernilai
vernakular. Untuk keberlanjutan bangunan museum ini jika bangunan ini dirancang dengan sistem cerdas.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan menggali kriteria bangunan cerdas untuk museum keraton bertema
neo-vernakular. Melalui analisis mendalam terhadap arsitektur keraton dan studi literatur, dihasilkan kriteria
dan indikator yang menjadi dasar menyusun rancangan museum, yang mengakomodir nilai-nilai lokal
Cirebon. Hasil penelitian berupa kriteria mengenai nilai-nilai budaya, kosmologi, dan norma-norma lokal.
Dalam representasi ke bangunan museum, bisa tercemin dalam pemilihan tata ruang, aksesbilitas dan
ornamen. Konsep ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan museum yang tidak hanya
sebagai wadah koleksi, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan wisata yang interaktif, serta berkontribusi pada
pengembangan pariwisata berbasis budaya di Cirebon.