Penerapan Konsep Arsitektur Neo-Vernakular dalam Desain Pasar Tradisional
Keywords:
arsitektur neo-vernakular, desain berkelanjutan, material hijau, pasar tradisional, tata ruangAbstract
Pasar tradisional merupakan tempat perekonomian dan tempat interaksi sosial yang penting bagi
masyarakat. Saat ini, kebanyakan pasar tradisional saat ini menghadapi berbagai masalah dalam desainnya,
seperti tata ruang yang tidak efisien, buruknya sistem ventilasi dan pencahayaan alami, hingga penggunaan
material yang tidak ramah lingkungan. Studi banding ini bertujuan untuk menilai kondisi penerapan konsep
arsitektur neo-vernakular yang memadukan nilai-nilai tradisi lokal dengan prinsip arsitektur hijau melalui
material modern pada bangunan pasar tradisional. Studi ini dilakukan pada tiga pasar tradisional di
Indonesia, yaitu Pasar Cileungsi, Pasar Bandungan, dan Pasar Godean, yang mewakili kondisi buruk, sedang,
dan baik dalam penerapan desain hijau. Penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dengan pendekatan
observasional dan deskriptif untuk mengetahui efektivitas penerapan arsitektur neo-vernakular yang berpadu
dengan konsep hijau. Analisis dilakukan pada aspek-aspek desain yang meliputi eksterior, ventilasi,
pencahayaan alami, penggunaan material, dan tata ruang. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi
dalam perpaduan konsep neo-vernakular dengan matrial hijau pada setiap pasar yang diteliti. Pasar Cileungsi
belum memiliki sistem pencahayaan alami dan ventilasi yang baik, Pasar Bandungan telah memiliki tata
ruang yang efisien dan menggunakan material yang ramah lingkungan, namun sistem pencahayaan dan
ventilasinya masih kurang sempurna, sedangkan Pasar Godean memiliki perpaduan yang terbaik dalam
perpaduan nilai tradisi dan unsur meodern, sehingga lebih berkelanjutan dalam jangka pamjang.