https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/issue/feed prosiding psikologi 2025-11-03T04:21:05+00:00 Erwan Gustiawan erwan.gustiawan@univpancasila.ac.id Open Journal Systems <p>Prosiding Fakultas Psikologi Universitas Pancasila merupakan sebuah platform atau media publikasi untuk luaran hasil dari Konferensi Ilmiah yang diadakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Pancasila. Terdiri dari dua cakupan wilayah penyelenggaraan, yaitu Nasional dan Internasional. Cakupan wilayah Nasional terdiri dari Temu Ilmiah Nasional (TIN) yang diadakan setiap dua tahun satu kali (tiap tahun ganjil). Kemudian, untuk cakupan Internasional, Fakultas Psikologi Universitas Pancasila mengadakan International Conference on Psychology and Interdisciplinary Behavioral Studies (ICP-IBS) yang diadakan setiap dua tahun sekali (tiap tahun genap).</p> https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/262 Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Perilaku Menyontek Pada Mahasiswa 2025-10-29T06:50:14+00:00 Heny Maryati henymaryati@ymail.com Rahmi Lubis makmunrahmi@yahoo.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek pada mahasiswa. Mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi baik universitas, institut atau akademi (Takwin, 2008). Mahasiswa memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya sebagai mahasiswa yang menjalani pendidikan meliputi proses belajar, mengerjakan aktivitas yang mendukung proses belajar seperti tugas ataupun ujian. Sebagian mahasiswa memandang bahwa tugas-tugas akademis yang diberikan bertujuan untuk sekedar mendapatkan nilai sehingga bagi mereka yang menilai dirinya kurang memiliki kemampuan untuk melaksanakannya terdorong untuk melakukan berbagai kecurangan. Salah satu bentuk kecurangan akademik adalah menyontek. Perilaku menyontek adalah perbuatan ceurang, tidak jujur, dan tidak legal dalam mendapatkan jawaban pada tes-tes tertutup. Kemajuan teknologi dinilai meningkatkan metode dan peluang untuk perilaku menyontek karena informasi dapat disimpan melalui MP3 <em>player</em> atau ponsel selama ujian, serta mengkases internet secara ilegal (Murdock, 2008; Anderman, 2009). Di Indonesia diperoleh data bahwa dari 480 orang responden di enam kota besar terdapat hampir 70% responden pernah menyontek (Media Indonesia, 23 April 2007). Ketakutan akan kegagalan atau keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, tekanan dari lingkungan, dan tugas yang banyak sering dijadikan alasan mahasiswa untuk menyontek. Hartanto (2012) menyebutkan prokrastinasi merupakan salah satu faktor penyebab perilaku menyontek. Penelitian ini dilakukan terhadap 301 orang mahasiswa Universitas dengan teknik <em>proportional stratatified random sampling</em>. Alat ukur yang digunakan adalah skala prokrastinasi dann skala perilaku menyontek yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara prokrastinasi akademik dengan perilaku menyontek (rxy- 0,505, p&lt; 0,05). Terdapat 72,8% responden yang memiliki prokrastinasi sedang dan 54,8% responden yang memiliki perilaku menyontek sedang. Prokrastinasi akademik memiliki sumbangan 25,5% terhadap perilaku menyontek.</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/263 Impact Of Scorm Format Materials In Styles To Student’s Learning Behaviour Case Study : Informatic Students 2025-10-29T06:53:03+00:00 Budi Berlinton Sitorus budi.sitorus@kwikkiangie.ac.id <p>The use of Internet technologies to enhance knowledge and performance is known as e-learning. &nbsp;MOODLE has become one of the popular learning platfom widely used. It also appears to be at least as effective as traditional instructor-led methods such as lectures. Existence of e-learning is not neccessarily as a replacement to traditional instructor-led training but as a complement to it, forming part of a blended-learning strategy. The lecturers play an important role to the success of the learning process in class, as moderator to the class instead of main learning source. Lecturers will no longer serve mainly as the distributors of content, but will become more involved as facilitators of learning and assessors of competency. Placing incorrect type of learning material to the course may result to unexpected end of learning process. A simple common way to do is to provide students with digital learning materials, and students are required only to download&nbsp; them, but lecturer will never know what next of student learning processes. This paper presents a case study of how selecting type of learning materials in SCORM format point toward the changing of students learning behaviour.&nbsp; How it allows learning to be individualized (adaptive learning), how to easily convert a commonly used Powerpoint file format to a new SCORM format material.&nbsp; Results of this study indicate that by using&nbsp; SCORM format material, lecturers will easily monitor students learning progress and higher level of students semester, the lower students’ response to SCORM format of course material.&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/264 Keterlibatan Stakeholder dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UMKM di Kota Bogor (Studi Kasus Pemberdayaan UMKM) 2025-10-29T06:55:46+00:00 Sri Harini sri.harini@unida.ac.id <p>Peranan strategis usaha mikro kecil dan menengah masih terkendala lemahnya daya saing&nbsp; produk dan permodalan serta kurangnya manajemen antara <em>stakeholder</em> dengan para pelaku usaha. Kemajuan UMKM bukan hanya menjadi&nbsp; tanggung jawab pemerintah tetapi membutuhkan peran serta pihak-pihak lain (<em>stakeholder</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketelibatan <em>stakeholder</em> dan seberapa besar pengaruh keterlibatan <em>stakeholder</em> (lembaga pendidikan, lembaga keuangan, koperasi dan asosiasi usaha) terhadap kinerja UMKM. Sampel penelitian yaitu 100 UMKM di Kota Bogor, dengan menggunakan <em>Proportionate Stratified Random Sampling. </em>Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, pendekatan kuantitatif dan metode verifikatif<em>. </em>Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda, korelasi berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara keterlibatan <em>stakeholder</em> (lembaga pendidikan, lembaga keuangan, koperasi dan asosiasi usaha) terhadap kinerja UMKM. Peranan <em>stakeholder</em> sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan UMKM, dan dukungan dari pihak-pihak terkait akan membantu memajukan usaha, terutama usaha mikro.</p> <p>Kata Kunci : Keterlibatan, stakeholder, kinerja, dan UMKM.</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/265 Tinjauan Motivasi Berorganisasi dan Budaya Organisasi 2025-10-29T07:01:35+00:00 Indra Yohanes Kiling iykiling@gmail.com Beatriks Novianti Bunga boenga.eve@gmail.com <p>Organisasi dalam perjalanannya memiliki nilai budaya yang hidup dalam bentuk interaksi dan perilaku anggotanya. Budaya organisasi ini hidup dan memberi dampak pada banyak aspek dalam anggota, termasuk di dalamnya adalah motivasi berorganisasi. Motivasi berorganisasi dari anggota sebuah organisasi diduga memiliki korelasi dengan budaya dari organisasi itu sendiri. Makalah ini membahas konsep motivasi berorganisasi dan budaya organisasi secara independen, lalu kemudian membahas kaitan dari kedua konsep tersebut. Motivasi berorganisasi ditemukan memiliki relasi dengan budaya organisasi berdasarkan tinjauan literatur. Penelitian dengan latar organisasi non-profit dapat memperkaya khasanah konsep motivasi berorganisasi dan budaya organisasi dalam konteks psikologi organisasi.</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/266 Students Resources Dan Motivational Process : Hubungan antara Boredom Proneness dan Academic Flow 2025-10-29T07:05:09+00:00 Listyo Yuwanto yuwanto81@gmail.com Felicia Wongso feliciawongso@yahoo.com <p>Karakteristik personal berperan bagi terjadinya kondisi flow. Boredom proneness merupakan salah satu karakteristik personal yang berhubungan dengan flow. Penelitian ini didasari keterbatasan literatur tentang hubungan antara boredom proneness dan flow pada konteks akademis. Subjek penelitian sebanyak 100 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan boredom proneness dan flow akademik memiliki korelasi negatif (r = -.2753, <em>p </em>= .003). Boredom proneness ditemukan berhubungan negatif dengan semua aspek flow akademik, yaitu dengan absorption (r = -.261, <em>p </em>= .004), enjoyment (r = -.197, <em>p </em>= .025), dan intrinsic motivation (r = -.249,<em> p </em>= .006). Mahasiswa dengan boredom proneness tinggi akan mudah mengalami kebosanan saat menjalani kegiatan akademik sehingga flow akademik rendah. Perlu adanya pengelolaan karakteristik mahasiswa yang memiliki boredom proneness tinggi sehingga tidak mudah mengalami kebosanan. Salah satu caranya mahasiswa meningkatkan value kegiatan akademik. Hasil penelitian didiskusikan lebih lanjut.</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/267 Memahami Agresifitas Masa : Telaah Dinamika Perilaku Agresif Pendukung Sepak Bola dan Pemilu Kepala Daerah 2025-10-29T07:08:50+00:00 Ima Sri Rahmani ima.rahmani@uinjkt.ac.id Kiki Maria kikimaria140391@gmai.com Sonia Pebrian Soniapebriani92@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk memahamai dinamika perilaku agresif suporter sepak bola dan masyarkat di dalam pemilu kepala daerah. Dengan menggunakan meta-analisis terhadap dua penelitian yang dilakukan untuk memprediksi agresifitas di dua fenomena yang berbeda, peneliti mencoba untuk memahami dinamika perilaku agresif di dasarkan pada variabel penelitian yang digunakan yaitu <em>self esteem </em>dan konformitas pada suporter sepak bola serta religiusitas dan <em>moral disengagement </em>pada pemilu kepala daerah. Penelitian ini melibatkan 214 orang superter Persija dan 190 orang masyarakat yang terlibat dalam tindakan agresif pada pemilu kepala daerah di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam fenomena superter sepak bola dimensi <em>compliance, </em>internalisasi, perasaan tentang diri sendiri, perasaan tentang orang lain dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas. Sedangkan dalam fenomena pemilu kepala daerah dimensi yang berpengaruh terhadap agresivitas adalah <em>unvengefulness </em>dan <em>blaming/dehumanizing the victim</em>. Dinamika variabel di dalam dua fenomena ini akan menjadi pembahasan utama di dalam penelitian ini.</p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/270 Perbedaan Pengaruh Skema Bayi (Baby Schema Effect) Kepada Atensi Visual Ditinjau Dari Jenis Kelamin 2025-11-03T03:06:08+00:00 Aldara Christina aldara@yahoo.com Benny Prawira prawirabenny89@gmail.com Luis Andrew luis.a@yahoo.com Pendi pendi@yahoo.com Yoga Sentanu yogasentanu@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">Baby schema effect is found among cross species infants in order to incite the older creature to nurture them. There are different results between several studies on baby schema effect to visual attention among human. Some studies have found that baby schema affects visual attention among respondents. But others studies found that there is no significant improvement in visual attention after being exposed by baby schema. Visual attention is needed to be improved among university students in order to comprehend their learning process. Therefore, this study was conducted among 80 university students, divided into two groups, each group consists of 40 students 20 males and 20 females. Experimental groups would be exposed by kittens and puppies picture for one and half minute after finishing a visual searching task and before finishing another series of visual searching task, while controlled groups would only take a one and half minute break without any exposure to kittens and puppies picture between both visual searching tasks. Non parametric test was used to analyze the data as the data distribution was not normal. The study found that there is no significant difference between two groups. The researcher also conducted additional analysis to found if there any significant differences of attitude toward cats and dogs that may affect the result of baby schema effect. The experimental group has more positive attitude toward cats and dogs than the controlled group. It is concluded that even with more positive attitude toward cats and dogs, visual attention wouldn’t be affected significantly by baby schema. There is also no signifi</span><span style="font-weight: 400;">cant difference between visual attention on two sexes among experimental group.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/271 Gambaran Kepemimpinan Ditinjau dari Fase Perkembangan Usaha: Studi Kasus Pengusaha Pendiri PT. Fontainne Fullbright Indonesia 2025-11-03T03:22:03+00:00 Dhindayati Putri dhindaputri.dp@gmail.com Natalia Onggo nataliaonggo@hotmail.com Fhany Aprillia Nor fhanny@yahoo.com Sarah Meidyana sarah.m@yahoo.com Zavier Cloudya zavier@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">The entrepreneurial process can be divided into three major phases: prelaunch, launch and postlaunch (Baron, 2007). The prelaunch period encompasses recognition of opportunities and initial evaluation of these opportunities. The second stage, entrepreneurs choosing a legal form for their new companies, developing initial marketing plans and an overall strategy for exploiting the recognized opportunities. The third phase, entrepreneurs shift from dealing mainly with ideas and plans to running a functioning company, such as handling conflicts, conducting negotiations, and influencing and motivating others. The aim of this research is to find out the role and leadership style in three major phases of the founder PT Fontainne Fullbright Indonesia. The method used in this research is by using qualitative method such as interview and documentation. Subject in this research is a founder of PT. Fontainne Fullbright Indonesia. The result of this research shows that founder of PT. Fontainne Fullbright Indonesia demonstrates different leadership style and roles in each phases of entrepreneurial process.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/272 Gambaran Organisasi Biro Psikologi Psikodinamika Dan Yayasan Amanah Kamomee (YAK) Ditinjau dari Aspek Social Entrepreneurship 2025-11-03T03:31:29+00:00 Imandita Sapto dita.sapto@gmail.com Sofia Maharani sofimoet@gmail.com Arreuneysha arruneysha@yahoo.com Cul Aldira culadira@yahoo.com Christy Agung christyagung@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">The social entrepreneurship theory consists of all entrepreneurial activities in which social aspects become the foundation of the establishment; to construct a moral responsibility within the profit or non-profit organization towards social matters (Dees, as cited in Wibowo, 2011). The aim of this research is to assess the foundation of Biro Psikologi Psikodinamika and Yayasan Amanah Kamomee (YAK) and the social entrepreneurial aspects leading the formation of the establishment. The method used in this research involves qualitative methods, such as interview and documentations. The subjects in this research consist of only the founder of Biro Psikologi Psikodinamika and Yayasan Amanah Kamomee (YAK). The results of the research conclude that the establishment of Biro Psikologi Psikodinamika and Yayasan Amanah Kamomee (YAK) is to create an organization aimed to help resolve problems in the surrounding areas (such as disaster areas in Aceh after the Tsunami).</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/273 Nation and Character Building: Sukarno 2025-11-03T03:41:48+00:00 Agung Kurniawan kirasave@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">Kemajuan suatu bangsa adalah terletak pada karakter bangsanya. Seperti telah diketahui bersama bahwa bangsa ini telah mengalami kemerosotan karakter moral semenjak era pemerintahan Soeharto dimana terjadi korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan secara bersama-sama, bahkan ketika tahun 1957 bangsa inipun telah mengalami degradasi moral, masing-masing ingin mencari keuntungan pribadi paska kemerdekaan Republik Indonesia. Sukarno berusaha memperbaiki karakter bangsa melalui sebuah Gerakan Hidup Baru atau Gerakan Revolusi Mental untuk merombak cara berpikir, cara hidup dan cara kerja yang menghalangi suatu kemajuan bangsa. Dalam konteks terkini pemerintahan Joko Widodo berusaha untuk meneruskan Gerakan Revolusi Mental tersebut. Sebagai bangsa yang memperjuangkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah seharusnya menyambut positif program Revolusi Mental yang erat kaitannya dengan mengembangkan karakter dan nasionalisme bangsa dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam membentuk mental karakter dan nasionalisme bangsa Indonesia yang kuat tentunya membutuhkan sebuah model atau figur pemimpin yang menjadi panutan untuk dicontoh, Sukarno adalah sosok yang tepat untuk menjadi sebuah model karakter dan nasionalisme bangsa. Peneliti menemukan ada lima pedoman yang dianut oleh Sukarno dalam membangun karakter dan membangun </span><em><span style="font-weight: 400;">personal branding</span></em><span style="font-weight: 400;">-nya yaitu pertama memiliki </span><em><span style="font-weight: 400;">objective</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau tujuan hidup yang jelas, kedua memiliki </span><em><span style="font-weight: 400;">positioning</span></em><span style="font-weight: 400;"> diri yang jelas, ketiga </span><em><span style="font-weight: 400;">brand attributes</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang mudah dikenali secara visual, keempat memiliki konsep yang dipublikasi, dan kelima memiliki kompetensi, standar dan gaya personal.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/274 Studi Mengenai Burnout Pada Guru SLB Sukapura Kota Bandung 2025-11-03T03:44:32+00:00 Hedi Wahyudi hediway@yahoo.com Suhana hans_psikologi82@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">Seorang guru tidak hanya harus menunjukkan totalitas kemampuan sesuai dengan kompetensi di bidang akademik saja, namun juga kompetensi lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran agar terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tidak semua guru menguasai semua kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang pengajar. Disisi lain, banyaknya beban kerja yang harus di tanggung oleh seorang guru juga dapat menimbulkan permasalahan untuk pengajar. Salah satu sekolah SLB yang menjadi sorotan peneliti yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Sukapura Bandung. Fakta yang di dapat ada keluhan-keluhan yang disampaikan oleh guru sebagai pengajar siswa ABK di SLB Sukapura Bandung. Banyak guru yang sering merasa sakit kepala ketika mengajar terutama terhadap tingkah laku siswa yang tidak bisa diatur. Selain itu, diantara beberapa guru terkadang merasa cepat lelah ketika mengajar. Terkadang timbul perasaan bosan mengajar dalam diri para guru. Keadaan guru SLB Sukapura Bandung tersebut dapat dijelaskan melalui pengertian </span><em><span style="font-weight: 400;">Burnout. </span></em><span style="font-weight: 400;">Maslach (dalam Schaufelidkk., 1993) berpendapat bahwa sumber utama timbulnya&nbsp; </span><em><span style="font-weight: 400;">burnout</span></em><span style="font-weight: 400;"> adalah karena adanya stres yang berkembang secara akumulatif akibat keterlibatan pemberi dan penerima pelayanan dalam jangka panjang. Maslach memandang burnout sebagai sindrom psikologis yang meliputi tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan </span><em><span style="font-weight: 400;">low personal accomplishment</span></em><span style="font-weight: 400;"> (Maslach, 1982; 1993). Responden dalam penelitian ini yaitu Guru SLB di tingkat SD dan SMP Sukapura Bandung yang berjumlah 14 orang. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif. Dari data yang diperoleh terdapat guru-guru yang mengalami </span><em><span style="font-weight: 400;">burnout</span></em><span style="font-weight: 400;"> 64,3 % pada presentase kategori rendah dan hanya 21,4 % pada presentase kategori tinggi. Dikaitkan dengan kesabaran, guru-guru tersebut memiliki kesabaran yang tinggi dalam menjalani perannya sebagai pengajar untuk anak ABK. Namun, ada beberapa guru yang menunjukkan tingkat </span><em><span style="font-weight: 400;">burnout </span></em><span style="font-weight: 400;">yang tinggi yaitu dengan persentase 21,4 %. Artinya ada beberapa guru yang mengalami burnout dan hal ini berarti guru memiliki tingkat kesabaran yang rendah.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/275 Pengaruh Financial Incentive terhadap Selling Volume Kredit Motor 2025-11-03T03:50:48+00:00 Yonathan Natanael yonathannatanael@yahoo.com <p>&nbsp;</p> <p><em><span style="font-weight: 400;">The phenomenon descreasing selling volume in credit motorcycle that happen on Januari 2014. That phenomenon cause a decreasing benefit for leasing. To cope desreasing, the leasing giving incentive to dealer, incentive to branch manager, insentive to supervisor, and insentive to sales. Research by using quantitative methods involving matrix data 20 dealer in Karawang. Using Multiple Regression, that known F (20) = 10,962 and p = 0,000 &lt; 0,05, it was found that incentive to dealer, incentice to branch manager, incentive to supervisor, and incentive to sales influence selling volume in credit motorcycle with R square 74,5%. This research found that the best incentive to increasing selling volume in credit motor cycle is incentive to sales, that contribution 67,7%.&nbsp;&nbsp;</span></em></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/276 Mengembangkan Model Soft Competency Scale Dalam Pengukuran Nilai Indeks Soft Skills Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Bandung) 2025-11-03T03:53:10+00:00 Emma Dwi Ariyani emma@polman-bandung.ac.id Achmad Muhammad achmadmuhammad@yahoo.com Supriyadi Sadikin supriyadisadikin@yahoo.com <p><em><span style="font-weight: 400;">This study aims to developed measurement model of soft competency scale in the measurement of the index value of student’s soft skills in POLMAN Bandung. Based on the research objectives, this study fall into the category of research and development. The results of these measurements in addition to the developed&nbsp; of the six-dimensional soft competency that ever measured, i.e. motivation, flexibility, willingness to learn, integrity, relationship building and teamwork and cooperation, there are two additional dimensions that need to be measured , i.e leadership and communication skills. The calculation result validity test for the validity of the measuring instrument with a value of N = 100 and a significance level of 5%&nbsp; (r table = 0.195) shows that there are 90 items declared valid and the 6 items declared invalid. Reliability test results show that the reliability level of 0.954 which means soft competency scale measuring devices can be used to measure the index value of student's soft skills in POLMAN Bandung.</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">The measuring instrument which was developed in this study were named Soft Competency Scale-Self Administrated Questionnaire (SCS-SAQ).</span></em></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/277 Membangun Kompetensi Komunikasi Antarbudaya (Studi Pemandu Wisata Dalam Menghadapi Hambatan Komunikasi Antarbudaya) 2025-11-03T03:57:07+00:00 Erna Mariana Susilowardhani ernams.erna@gmail.com Rachel Dyah Wiastuti rachel.dyah.w@gmail.com <p><span style="font-weight: 400;">Tourism sector becomes the fifth largest contributor to Indonesia revenue. That puts development in this sector as a must, not only limited in tourism infrastructure, but also in tourism human resources such as tour guide. Develop the tour guide competencies are one solution to set for effective outcome. Tour guide involve many relationship between several parties that might came from diverse background. This indicates that tour guide play a special role in intercultural communication, where barrier are slightly to occur. This research focuses on tour guide experience dealing with intercultural communication barrier between tour guide itself and the tourist. This purpose of this paper is to (1) define variation in communication barrier faced by tour guide and (2) investigate strategy to enhance intercultural communication competencies to overcome those barriers. The methodology is qualitative-descriptive. Primary data collections are through in-depth interview and observation. Secondary data collection is through literature study. Informants in this research are tour guides. Authenticity method employed as data validity, meaning by allowing informant to deliver as many as possible information that will be pursue by researchers. The results indicate that due to communication barrier, thus development of intercultural communication competencies is absolutely crucial for tour guide. There are at least several ways to develop this competencies such as enhance self competencies, broaden cultural knowledge, able to communicate in several language, practice and get involve in communication with diverse people with diverse culture background, do willing to discuss and share with other tour guide, on continuing basis participate on training, class, seminar, workshop, either formal and informal.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/278 Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi Wirausaha 2025-11-03T04:00:43+00:00 Muhammad Nurwahidin mnurwahidin@yahoo.co.id <p><span style="font-weight: 400;">Jumlah lapangan kerja yang tersedia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif. Pada kondisi seperti ini semestinya wirausaha menjadi solusi terbaik untuk mengurai pengangguran. Namun angkatan-angkatan muda negara ini nampaknya masih mengidolakan bekerja sebagai jalan hidupnya kelak, baik sebagai pegawai negeri maupun swasta.&nbsp; Kurang menariknya wirausaha dimata mahasiswa tidak semata-mata alasan modal dan belum adanya pengalaman. Untuk alasan itu, pemerintah telah mengucurkan banyak kredit-kredit lunak yang dapat dimanfaatkan, disamping itu pelatihan-pelatihan kewirausahaan juga kini marak diselenggarakan. Aspek psikologis juga nampaknya sangat berperan dalam menumbuhkan intensi berwirausaha. Tujuan penelitian ini adalah meyelidiki faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi intensi berwirausaha. Sebagai prediktor dalam penelitian ini adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">adversity intelligence</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">self-efficacy</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan </span><em><span style="font-weight: 400;">internal</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">locus of control. </span></em><span style="font-weight: 400;">Subyek penelitian adalah mahasiswa/i sebanyak 150 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa </span><em><span style="font-weight: 400;">adversity quotient</span></em><span style="font-weight: 400;">, </span><em><span style="font-weight: 400;">self-efficacy</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan </span><em><span style="font-weight: 400;">internal</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">locus of control </span></em><span style="font-weight: 400;">memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap intensi wirausaha.</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/279 Hubungan antara Kekuatan Karakter dan Resiliensi Pada Mahasiswa 2025-11-03T04:03:12+00:00 Ratih Arruum Listiyandini ratih.arruum@gmail.com Sari Zakiah Akmal sari.zakiah@yarsi.ac.id <p><span style="font-weight: 400;">Mahasiswa yang memasuki dunia perguruan tinggi dihadapkan pada berbagai persoalan dan perjuangan dalam mengahadapi berbagai tantangan yang ada. Dalam menghadapi tantangan akademis dan sosial di dalam perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan memiliki resiliensi, yaitu kemampuan untuk tumbuh dan mengatasi berbagai tantangan. Untuk membentuk resiliensi yang baik, maka perlu diketahui mengenai kekuatan karakter apa saja yang bisa berkaitan dengan resiliensi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara kekuatan karakter dan resiliensi pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan pada 35 mahasiswa Fakultas Psikologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik </span><em><span style="font-weight: 400;">accidental</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">sampling</span></em><span style="font-weight: 400;"> menggunakan kuesioner VIA-IS yang mengukur 24 jenis kekuatan karakter dan CD-RISC yang mengukur resiliensi. Uji korelasi menggunakan </span><em><span style="font-weight: 400;">pearson product moment </span></em><span style="font-weight: 400;">menemukan adanya hubungan positif antara beberapa dimensi kekuatan karakter dengan resiliensi pada mahasiswa, yaitu pada dimensi kekuatan karakter </span><em><span style="font-weight: 400;">persistence, social intelligence, citizenship, spirituality,&nbsp; leadership, bravery </span></em><span style="font-weight: 400;">dan </span><em><span style="font-weight: 400;">open mindedness</span></em><span style="font-weight: 400;">. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi acuan awal untuk menyusun program intervensi dalam rangka mengembangkan resiliensi dan kekuatan karakter pada mahasiswa.</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/280 Dampak Smartphone Terhadap Efektifitas Komunikasi dalam Keluarga 2025-11-03T04:06:31+00:00 Anastasia Sri Maryatmi anasaocie@yahoo.com.au <p><span style="font-weight: 400;">Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat banyak kemudahan manusia dalam berkomunikasi. Namun demikian, perkembangan teknologi informasi juga memiliki dampak buruk bagi individu. </span><em><span style="font-weight: 400;">Smartphone</span></em><span style="font-weight: 400;"> adalah suatu perangkat elektronik yang memungkinkan penggunanya dapat bertelepon, mengirim pesan, browsing, mengirim dan menerima email, mendengar musik, bermain game dan sebagainya. Dahulu, sebelum teknologi ponsel seperti sekarang ini waktu luang keluarga diisi dengan pembicaraan hangat, diskusi-diskusi sederhana dan yang lainnya. Namun setelah teknologi berkembang pesat dimana setiap anggota keluarga memiliki smartphone mereka sibuk dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">smartphone</span></em><span style="font-weight: 400;"> masing-masing, komunikasi interpersonal terhalang meski mereka berada dalam satu ruang yang sama. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh penggunaan smartphone terhadap efektifitas komunikasi interpersonal. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA. Metode pengumpulan data menggunakan skala, yakni skala penggunaan smatphone dan skala efektivitas komunikasi interpersonal. Kedua skala dikonstruksi sendiri oleh peneliti. Kesimpulan dalam penelitian adalah ad</span><span style="font-weight: 400;">a pengaruh penggunaan </span><em><span style="font-weight: 400;">smartphone</span></em><span style="font-weight: 400;"> dengan efektifitas komunikasi interpersonal.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/281 Efektifitas Penggunaan Afirmasi Diri dalam Menurunkan Ancaman Stereotipe Mahasiswa Sulawesi Tenggara 2025-11-03T04:09:07+00:00 Elok Farida Husnawati elokfaridaa@gmail.com Ardiyanti dedeardyanty@yahoo.com Rifka Retno Annisa rifka.annisa@std.unissula.ac.id Yuyun Parwati yuyunparwati@gmail.com <p><span style="font-weight: 400;">Human resources of Indonesia actually has good potential, but the potential is not necessarily lead to a good performance, because the low competitive ability especially when competing with the stereotyped group has a higher capacity. Before began to competing already felt defeated, so it can degrade performance, people like this are experiencing stereotype threat. This phenomenon also occurred among students participating in the scholarship program Cerdas Sultraku in Unissula Semarang. Many students are difficult to get cumulative value 3.00 and allegedly experiencing stereotype threat . This allegation is supported by the results of a preliminary study on 124 students , it is evident that there is a significant influence stereotype threat to the GPA , r xy = 0.539 and Rsquare = 29.1 % , p = 0.000 ( p &lt; 0.5 ) . These conditions encourage the study II with experimental design with the aim to see the effectiveness of the use of self-affirmation to reduce stereotype threat . There are 40 students who have cumulative value of Southeast Sulawesi below 2.75 were divided into two groups, namely the affirmation group and the control group. Stereotype threat conditions appear to provide an explanation manipulation Sultra student achievement data and Java and Java student declared to have higher achievement. Affirmation group was asked to write positive things and tell stories of having experienced success, otherwise the control group were asked to write negative things and the bad stories they have ever experienced, after which both groups were asked to work on the landfill. The results showed that the group achieved a score of potency academic test affirmation higher than in the control group ( t = 20.379 , p = 0.000 ) . Results of this study could be a reference to the importance of self-affirmation in order to compete with other groups.</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/282 Faktor-Faktor Demografi yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Sadar Lingkungan (Ecological Conscious Consumer Behavior) 2025-11-03T04:14:10+00:00 Neysha Risfiendha Azaria risfiendha@gmail.com Maya Afriyanti afriyati.maya@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh faktor-faktor demografi&nbsp; dengan perilaku konsumen sadar lingkungan. Variabel-variabel demografis yang dimaksud adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan. Pengambilan sampel subjek dilakukan dengan teknik </span><em><span style="font-weight: 400;">quota sampling</span></em><span style="font-weight: 400;">. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi infinit dan peneliti memilih individu yang berada di Kota Bekasi sebagai sample dengan total 150 orang.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Data dikumpulkan dengan menggunakan skala perilaku konsumen sadar lingkungan yang menggunakan metode pengumpulan data dengan skala Likert dan disertai dengan disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengungkap data demografis yang dimaksud. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan analisis korelasional, analisis regresi dan analisis eta. Pada skala Perilaku konsumen sadar lingkungan yang terdiri dari 40 item. Analisis data menggunakan program statistik Spearman’s rho dengan bantuan program SPSS versi 16.00 for windows. Dari analisis data diperoleh koefisien korelasi (ᴦ</span><span style="font-weight: 400;">xy</span><span style="font-weight: 400;">) antara pendapatan dengan perilaku konsumen sadar lingkungan 0.782 dan p = 0.000 (p &lt; 0.05) sedangkan koefisien korelasi (ᴦ</span><span style="font-weight: 400;">xy</span><span style="font-weight: 400;">) antara pendidikan dengan perilaku konsumen sadar lingkungan 0.735 dan p = 0.000 (p &lt;0.05). Analisis data regresi diperoleh koefisien korelasi ganda ganda R = 0.797 dan R</span><span style="font-weight: 400;">2 </span><span style="font-weight: 400;">= 0.636. Serta uji keberartian model/ sig. of R yaitu, F = 128.338, p = 0.000 ; p &lt; 0.005 yang berarti (Ho) ditolak, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendapatan dan pendidikan&nbsp; dengan perilaku konsumen sadar lingkungan di Kota Bekasi. Berdasarkan analisis data penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil koefisien korelasi (r xy) antara usia dengan perilaku konsumen sadar lingkungan sebesar -0.004 dan p = 0.960 (p &gt; 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku konsumen sadar lingkungan. Sedangkan koefisien eta antara jenis kelamin dengan perilaku konsumen sadar lingkungan diperoleh hasil sebesar 0.566 dimana menurut table </span><em><span style="font-weight: 400;">product moment</span></em><span style="font-weight: 400;"> pada taraf signifikan 5 % pada N = 150 didapat 0,159. Maka koefisien eta (0.566) lebih besar dibandingkan dengan koefisien korelasi </span><em><span style="font-weight: 400;">product moment</span></em><span style="font-weight: 400;">, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumen sadar lingkungan.</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/283 Pengaruh Stres Terhadap Agresivitas Pada Single Parent 2025-11-03T04:17:06+00:00 Eva Rachmati Septiani evarachma9@gmail.com Maharani Ardi Putri putrilangka@univpancasila.ac.id Yusuf Hadi Huda yh_yudha@yahoo.com <p><span style="font-weight: 400;">Divorce cases have been increasing significantly every year, along with the tendencies to separate; it somehow turns people into single parent. This status, single parent, probably affects these people to do such aggressive behavior especially toward children. This phenomenon occurs basically because of children can be considered as the closest yet harmless individual to their parent. The aggressive behavior of single parent, either single father or single mother, triggered by their experience of stress burden.&nbsp; The purpose of this research is to look at the influence of stress towards aggression on Single mother or father. The samples in this research are single parents who is domiciled in Jakarta and Depok within 18–40 years old of age range. The technique of sampling conducted in this research is the Accidental Sampling. Data obtained using a Likert Scale from Perceived Stress Scale (PSS) and The Aggression Questionnaire (TAQ). By using a Simple Linear Regression as Data Analysis Technique, the results showed that there was an influence of stress towards aggression on single parents with amount of 33,3%. There is no difference of stress level as well as aggression&nbsp; level on single parent either single mother or single father.</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila https://conference.univpancasila.ac.id/index.php/prosidingpsikologi/article/view/284 Hubungan Antara Loneliness dan Problematic Online Game Use Pada Dewasa Awal 2025-11-03T04:21:05+00:00 Wugu Soehargo Sumarno wughu7@gmail.com Vinaya vinaya@univpancasila.ac.id Aisyah aisyah.syihab@univpancasila.ac.id <p><span style="font-weight: 400;">This study aims to determine whether there is a correlation between loneliness and problematic online game use in early adulthood. Respondents of this study were 100 respondents who played online games with aged 18-33 years in Jakarta, Bogor, and Depok. Problematic online game use in this study from the point of view the theory of Kim and Kim (2010). The sampling technique in this study was accidental sampling. Instrument scale used to measure the problematic online game use is problematic online game use scale. While instrument scale used to measure loneliness is UCLA loneliness scale.</span> <span style="font-weight: 400;">The analysis technique used in this study is the Pearson product moment correlation. These results indicate that there is a significant correlation between loneliness and problematic online game use in early adulthood.&nbsp;</span></p> 2025-11-03T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Fakultas Psikologi Universitas Pancasila