Studi Mengenai Burnout Pada Guru SLB Sukapura Kota Bandung
Keywords:
burnout, guru, kesabaran, SLBAbstract
Seorang guru tidak hanya harus menunjukkan totalitas kemampuan sesuai dengan kompetensi di bidang akademik saja, namun juga kompetensi lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran agar terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tidak semua guru menguasai semua kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang pengajar. Disisi lain, banyaknya beban kerja yang harus di tanggung oleh seorang guru juga dapat menimbulkan permasalahan untuk pengajar. Salah satu sekolah SLB yang menjadi sorotan peneliti yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Sukapura Bandung. Fakta yang di dapat ada keluhan-keluhan yang disampaikan oleh guru sebagai pengajar siswa ABK di SLB Sukapura Bandung. Banyak guru yang sering merasa sakit kepala ketika mengajar terutama terhadap tingkah laku siswa yang tidak bisa diatur. Selain itu, diantara beberapa guru terkadang merasa cepat lelah ketika mengajar. Terkadang timbul perasaan bosan mengajar dalam diri para guru. Keadaan guru SLB Sukapura Bandung tersebut dapat dijelaskan melalui pengertian Burnout. Maslach (dalam Schaufelidkk., 1993) berpendapat bahwa sumber utama timbulnya burnout adalah karena adanya stres yang berkembang secara akumulatif akibat keterlibatan pemberi dan penerima pelayanan dalam jangka panjang. Maslach memandang burnout sebagai sindrom psikologis yang meliputi tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan low personal accomplishment (Maslach, 1982; 1993). Responden dalam penelitian ini yaitu Guru SLB di tingkat SD dan SMP Sukapura Bandung yang berjumlah 14 orang. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif. Dari data yang diperoleh terdapat guru-guru yang mengalami burnout 64,3 % pada presentase kategori rendah dan hanya 21,4 % pada presentase kategori tinggi. Dikaitkan dengan kesabaran, guru-guru tersebut memiliki kesabaran yang tinggi dalam menjalani perannya sebagai pengajar untuk anak ABK. Namun, ada beberapa guru yang menunjukkan tingkat burnout yang tinggi yaitu dengan persentase 21,4 %. Artinya ada beberapa guru yang mengalami burnout dan hal ini berarti guru memiliki tingkat kesabaran yang rendah.

