THE ANALYSIS OF SUBSIDY IMPLEMENTATION POLICY OF PIONEER AIR TRANSPORT IN REGIONAL DEVELOPMENT IN PAPUA PROVINCE
Keywords:
Belanjawan Berbilang Tahun, Dinamik Sistem, Pengangkutan Udara Perintis, SubsidiAbstract
Transportasi merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah. Bagi mereka yang jauh dan mendunia, transportasi udara merupakan sarana penting untuk melayaninya karena kemampuannya yang unik dalam menyediakan layanan transportasi yang cepat. Transportasi menciptakan nilai sosial dengan memungkinkan pengguna untuk mengatasi friksi terkait jarak, geografi, dan biaya. Secara umum, biaya perjalanan dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu: (i) komponen Geografis, yang menggambarkan keterpencilan atau sentralitas suatu lokasi; dan (ii) Kualitas jaringan transportasi, yang mengurangi gesekan geografis yang disebabkan oleh lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis gambaran kebijakan subsidi, capaian, dan kekurangan dalam implementasi kebijakan, serta merekomendasikan perubahan dalam implementasi kebijakan subsidi angkutan udara perintis di Provinsi Papua. Tulisan ini menggunakan 12 variabel penelitian untuk membuat rekomendasi perubahan implementasi kebijakan subsidi angkutan udara di Provinsi Papua. Variabel tersebut meliputi aksesibilitas, perkembangan ekonomi wilayah, disparitas harga, konektivitas, kesejahteraan masyarakat, minat beli masyarakat, penerimaan pajak, kontinuitas pasokan, jumlah barang kebutuhan pokok, harga barang kebutuhan pokok, pendapatan daerah, dan subsidi penerbangan. Data diolah dengan analisis deskriptif, Regulatory Impact Assessment (RIA), analisis NVIVO, dan pemodelan dinamika sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i). Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa telah terjadi peningkatan produktivitas dan volume penumpang angkutan udara dan kargo berdasarkan tahun-tahun sebelumnya. Terdapat 3 (tiga) bandara dengan produktivitas tertinggi dari segi jumlah kedatangan dan keberangkatan pesawat, yaitu Bandara Sentani Jayapura, Bandara Wamena, dan Bandara Mozes Kilangin. Persentase nilai realisasi keuangan dibandingkan dengan nilai kontrak subsidi angkutan udara perintis di Provinsi Papua cenderung meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2021. Artinya, kinerja keuangan daerah koordinasi bandar udara di Provinsi Papua dalam pelaksanaan subsidi angkutan udara perintis cenderung meningkat; (ii). Berdasarkan analisis kualitatif NVivo, terdapat lebih banyak kendala daripada capaian yang disebutkan oleh informan yang terlibat. Hambatan dalam proses pelaksanaan kebijakan program subsidi di Provinsi Papua mulai dari aspek keterbatasan anggaran, kekurangan armada dan operator percontohan, sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia, hingga masalah keamanan wilayah. Simulasi terhadap model kebijakan yang ada untuk pemberian subsidi menunjukkan hubungan sebab akibat seperti yang ada dalam sistem yang sebenarnya. Subsidi yang ada saat ini berdampak signifikan terhadap peningkatan aksesibilitas (menuju daerah perintisan) di Provinsi Papua. Pendapatan daerah akan lebih baik dengan kebijakan subsidi saat ini. Analisis kualitatif NVivo menunjukkan gambaran implementasi kebijakan subsidi transportasi perintis di Provinsi Papua, dimana terjadi fenomena excess demand penerbangan yang mempengaruhi frekuensi dan komposisi anggaran subsidi yang telah ditetapkan; dan (iii). Berdasarkan analisis model kebijakan subsidi dengan sistem dinamis, diketahui bahwa skenario penambahan jumlah subsidi angkutan udara percontohan tidak signifikan terhadap perubahan aksesibilitas, kontinuitas pasokan, kesejahteraan masyarakat, dan pengurangan disparitas harga. Di sisi lain, jika ada skenario pengurangan subsidi, perubahan aksesibilitas, kontinuitas pasokan, kesejahteraan sosial, dan disparitas harga akan berkurang secara signifikan. Terdapat kesepakatan dari seluruh informan dalam penggunaan kebijakan Multiyears Budgeting untuk mendukung implementasi subsidi perintis di Provinsi Papua. Kebijakan ini dinilai berdampak pada kelangsungan layanan dan meningkatkan iklim bisnis maskapai perintis. Pencapaian implementasi kebijakan memerlukan peningkatan standardisasi, konsultasi publik, pemantauan efektivitas kebijakan, dan pengukuran efektivitas kebijakan pada pemangku kepentingan terkait. Kurangnya implementasi kebijakan berupa keterbatasan anggaran, kekurangan armada dan operator penerbangan perintis, sarana dan prasarana, SDM, dan keamanan wilayah. Skenario penambahan subsidi tidak signifikan terhadap perubahan aksesibilitas, kontinuitas pasokan, kesejahteraan masyarakat, dan pengurangan disparitas harga, sebaliknya pengurangan subsidi signifikan atas perubahan tersebut. Tulisan ini menyarankan pemerintah untuk menerapkan Anggaran Multiyear yang akan berdampak pada kesinambungan pelayanan dan peningkatan iklim usaha penerbangan perintis di Provinsi Papua.
Kata kunci: Belanjawan Berbilang Tahun, Dinamik Sistem, Pengangkutan Udara Perintis, Subsidi