PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Keywords:
Growth opportunity, institutional ownership, debt to equity ratio, inventory turnover, kebijakan dividen.Abstract
Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pendanaan internal daripada pendanaan external dalam hal membiayai investasi dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan. Menggunakan pendanaan internal dapat memberikan keuntungan, yaitu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk penerbitan dan tidak perlu memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Pecking order theory dan signalling theory berasal dari adanya informasi yang asimetris antara pemangku kepentingan luar dengan orang dalam perusahaan yang memiliki informasi lebih banyak mengenai kondisi perusahaan, sehingga menyebabkan pihak investor tidak dapat mengetahui nilai saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Perusahaan memiliki urutan dalam melakukan keputusan pendanaan, yaitu dimulai dari laba ditahan, lalu menerbitkan obligasi, dan terakhir melalui penjualan saham baru, (2) adanya informasi yang asimetris antara pemangku kepentingan external dan orang dalam perusahaan dengan pihak investor, (3) dalam teori urutan pendanaan, perusahaan tidak menentukan target debt to equity ratio, dan (4) semakin lancar persediaan berputar akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menguji secara empiris pengaruh growth opportunity terhadap kebijakan dividen, (2) menguji secara empiris pengaruh institutional ownership terhadap kebijakan dividen, (3) menguji secara empiris pengaruh debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen, dan (4) menguji secara empiris pengaruh inventory turnover terhadap kebijakan dividen. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan laporan keuangan tahunan beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015 sampai dengan 2019. Data yang digunakan antara lain: dividen, laba bersih setelah pajak, total aset, jumlah saham institutional, jumlah saham yang beredar, total utang, total ekuitas, harga pokok penjualan, persediaan awal, dan persediaan akhir. Data tersebut diperoleh dari situs resmi BEI di http://www.idx.co.id. Ownership, Debt to Equity Ratio, dan Inventory Turnover Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” dapat disimpulkan bahwa growth opportunity, debt to equity ratio, dan inventory turnover terbukti berpengaruh terhadap kebijakan dividen, sedangkan institutional ownership terbukti tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Adapun saran yang dapat direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya adalah agar menggunakan variabel lain dalam menghitung kebijakan dividen. Selain itu dapat menggunakan sampel dari perusahaan lain diluar perusahaan manufaktur, seperti perusahaan jasa, perusahaan dagang, agraris, ekstraktif, dan sebagainya. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan pengujian terhadap faktor-faktor pendorong kebijakan dividen selain growth opportunity, institutional ownership, debt to equity ratio, dan inventory turnover serta diharapkan untuk meneliti sampel dengan menggunakan periode yang berbeda.
Kata kunci: Growth opportunity, institutional ownership, debt to equity ratio, inventory turnover, kebijakan dividen.