Permintaan Wisata & Preferensi Di Era New Normal Pandemi Covid -19 (Hasil dari Kabupaten Manokwari Papua Barat)

Authors

  • Yuyun Puji Rahayu Universitas pancasila
  • Sisilia Maria Parinusa Universitas Pancasila

Keywords:

preferensi konsumen, pariwisata, ekonomi mikro, frekuensi kunjungan

Abstract

Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, banyak sektor yang terkena dampak termasuk sektor pariwisata. Secara ekonomi, pandemi ini menyebabkan lumpuhnya perekonomian baik ditingkat mikro maupun makro. Dalam sektor rumah tangga, pandemi juga memberikan dampak terhadap frekuensi dan perubahan perilaku konsumen sektor rumah tangga dan pada akhirnya menciptakan penyesuaian preferensi konsumen yang tidak sama seperti sebelum adanya penyebaran Covid-19. Perilaku selama pandemic Covid-19 yang dimaksud adalah bagaimana konsumen pariwisata yang mengunjungi tempat wisata melakukan perubahan pilihan terkait resiko yang akan dialami, misalnya tertular penyakit atau resiko lainnya. Menurut Suprihatin (2020), dalam waktu tertentu/khusus seperti pandemic Covid-19, keputusan pembelian produk wisata dipengaruhi oleh faktor situasi/keadaan. Di satu sisi pemerintah melindungi masyarakat dengan aturan pembatasan sosial, disisi lain konsumen sendiri sedang mengalami kecemasan atas dampak pandemi itu sendiri. Perubahan ini termasuk juga frekuensi dan perubahan dalam mengunjungi tempat wisata sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan rekreasi. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana frekuensi dan biaya kunjungan ke tempat wisata mengalami perubahan sebelum dan saat pandemi Covid-19 di Kabupaten Manokwari. Dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan tabel silang terhadap frekuensi dan hubungan beberapa indikator terkait perubahan perilaku sebelum dan saat pandemi, penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana konsumen menyesuaikan preferensi dalam mengkonsumsi barang/jasa. Jenis penelitian adalah kuantitatif dimana parameter yang digunakan diukur secara kuantitatif untuk menjelaskan dampak dari pandemi Covid-19 terhadap output kepariwisataan. Jenis penelitian ini menggunakan metode survei digital untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Sumber data terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari form kuesioner online yang dibagikan menggunakan link (survei digital). Metode pengambilan data primer adalah secara purposive dimana kriteria pemilihan responden adalah mereka yang berdomisili di Kabupaten Manokwari. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI) dan artikel terkini tentang dampak pandemi Covid-19 di sektor pariwisata. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh masyarakat yang melakukan kegiatan wisata dan berdomisili di Kabupaten Manokwari. Jumlah akurat dari jumlah pengunjung ini tidak diketahui. Sedangkan sampel penelitian merupakan penduduk di Kabupaten Manokwari yang memberikan pernyataannya terkait kegiatan kunjungan ke tempat wisata dalam masa pandemi covid-19. Sampel diperoleh dari keseluruhan responden yang layak. Kelayakan responden dilihat dari domisili dan kelengkapan isian pada kuesioner yang dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 300an responden. Data dianalisis menggunakan statistk deskriptif untuk menggambarkan frekuensi, rata-rata dan persentase dari setiap indikator dan disajikan dalam bentuk grafik atau tabel silang (crosstabs). Selanjutnya berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) pernyataan responden dari sisi demand terkait kegiatan wisata yang dilakukan selama pandemi Covid-19 akan dianalisis lebih detail. Adapun faktor-faktor yang menjadi ukuran penelitian antara lain: jumlah kunjungan, biaya kunjungan dan preferensi pengunjung. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perubahan frekuensi yang signifikan sebelum dan saat pandemi, meskipun memang ada kecemasan konsumen. Biaya yang dikeluarkan juga minimal karena kondisi lokasi wisata yang mudah diakses (dekat dengan pusat kota/domisili penduduk). Studi ini menunjukkan bahwa tingginya pendapatan konsumen tidak berhubungan signifikan dengan frekuensi kunjungan ke tempat wisata yang juga meningkat. Selain itu, persepsi konsumen yang ditunjukkan oleh jawaban atas pertanyaan menunjukkan perubahan perilaku, dimana konsumen menginginkan dilaksanakannya protokol kesehatan di tempat wisata yang biasa dikunjungi. 1. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan di tempat wisata lebih didominasi oleh mereka yang masih berstatus pelajar. Saat pandemi Covid19 terjadi, wisatawan masih mengunjungi tempat wisata di Kabupaten Manokwari, tetapi terjadi pengurangan frekuensi yang juga berdampak pada penurunan biaya yang dikeluarkan. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa konsumen yang berpendapatan lebih tinggi justru lebih sedikit mengkonsumsi jasa tempat wisata. Frekuensinya kurang dari lima dan jumlah konsumennya yang paling sedikit. Secara rata-rata jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Manokwari berada pada range 0-5 kali dalam sebulan dan biaya yang dikeluarkan adalah yang paling sedikit. Berkaitan dengan perilaku, konsumen yang ada di tempat wisata Kabupaten Manokwari adalah pelajar atau pengangguran terbuka. Kelompok konsumen ini diduga memiliki waktu luang dan menyukai aktivitas di tempat wisata. Konsumen ini menginginkan adanya protokol kesehatan di tempat wisata sehingga mereka tetap bisa berkunjung ke tempat wisata. Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) bagi Satgas Covid-19, pemerintah dan instansi yang berwenang di Kabupaten Manokwari untuk lebih memperhatikan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) ditempat wisata dan turut memastikan terlaksananya prokes di tempat tersebut, dan 2) bagi penelitian selanjutnya, perlu dikaji lebih lanjut aktivitas konsumen setelah pandemi Covid-19 berakhir dan perubahan preferensi-nya. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat menganalisis menggunakan indikator yang merupakan daya tarik wisata.

Kata kunci: preferensi konsumen, pariwisata, ekonomi mikro, biaya, frekuensi kunjungan

Downloads

Published

2022-09-29

Issue

Section

Articles