Pemetaan Potensi dan Strategi Pengembangan Kampung Sanitasi di Kota Cilegon
Keywords:
Pemetaan, Sanitasi, Kota CilegonAbstract
Pada pengelolaan Bank sampah di kampung binaan ini ditemukan bahwa kemampuan bank sampah untuk mengolah dan memberdayakan masyarakat masih belum maksimal. Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang mampu dan mau mengolah juga belumbanyak. Hal ini dikarenakan jumlah anggota yang mampu mengolah lebih sedikit dan kemampuan untuk mengolahnya masih terbatas. Rata-rata anggota bank sampah adalah ibuibu rumah tangga, selain itu untuk mengumpulkan waktu beraktivitas pada bank sampah sulit untuk ditentukan. Ditemukan bahwa kegiatan bank sampah di masyarakat masih berupa aktivitas sampingan. Walaupun terkendala oleh beberapa batasan, ada bank sampah yang aktivitasnya sudah baik dan berjalan sampai sekarang. Komitmen dari pengelola bank sampah merupakan hal penting ketika bank sudah berjalan. Pada inovasi produk-produk olahan bank sampah yang dihasilkan belum banyak. Diperlukan adanya pelatihan pembuatan produk inovatif dan teknologi untuk membantu anggota bank sampah. Pelatihan pembuatan produk-produk olahan lain dari bahan baku sampah bisa diberikan. Diperlukan pula alat dan teknologi yang murah dan mudah didapatkan agar pengelolaan sampah menjadi lebih baik. Selain itu, ditemukan juga bahwa terbatasnya penyediaan Tempat Pengolahan Sampah yang kurang memadai, sehingga mengakibatkan terhambatnya proses pengolahan sampahmenjadi produk yang bermanfaat. Berdasarkan pendekatan MAAMS diidentifikasi beberapa faktor permukaan yang membuat belum optimalnya pengelolaan bank sampah kota Cilegon. Faktor–faktor tersebut meliputi: (1) belum maksimalnya pendampingan yang dilakukan oleh pihak Pemda, khususnya di tingkat Kecamatan dan Kelurahan, (2) belum tersedia fasilitas dasar yang memadai, seperti tempat penampungan sampah, alat pencacah sampah dan tempat penampungan untuk hasil pengelolaan sampah. prasarana penunjang lainnya, (3) Belum memiliki nasabah sampah yang tetap, dan (4) Belum tersedianya pangsa pasar hasil olahan bank sampah. Munculnya faktor faktor ini dikarenakan belum adanya program pendampingan dan pemberdayaan warga, keterbatasan modal pengelola bank sampah, serta kurangnya literasi SDM pengelola Bank Sampah dari aspek manajerial dan teknologi. Akar dari permasalahan ini, berdasarkan analisis MAAMS, adalah kurangnya pendampingan dan pembiayaan terkait tindak lanjut dari pemberdayaan warga untuk pengelolaan sampah di lingkungannya. Simpulan. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan pada kampung binaan yang bertujuan untuk mendorong potensi dan strategi pengelolaan bank sampah sebagai kampung sanitasi di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon, terdapat beberapa evaluasi dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Adapun evaluasi tersebut adalah sebagai berikut: (1) tempat pengelolaan sampah di lokasi kampung binaan tidak memiliki tempat yang memadai, saat ini masih menggunakan lahan dan rumah salah satu warga yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan olahan sampah yang belum di olah hingga menjadi sampah yang sudah didaur ulang, (2) sumber daya manusia yang terbatas pada ibu-ibu rumah tangga di kampung binaan yang berperan melakukan proses daur ulang sampah hingga menjadi sebuah produk yang bernilai jual, (3) ketersediaan mesin penghancur sampah atau mesin pencacah sampah yang masih terbatas dan hanya mampu menghancurkan sampah dalam jumlah yang minimum.
Kata Kunci : Pemetaan, Sanitasi, Kota Cilegon.